"Kami hadir untuk kenyamanan ibadah ANDA


Indonesia Minta Tambahan Kuota Haji Lagi  

Posted by Unknown

Kuota haji kepada Kerajaan Arab Saudi. Kuota haji yang pada 2009 berjumlah 207 ribu jamaah diharapkan dapat meningkat menjadi 235 ribu sesuai dengan pertambahan penduduk Indonesia.

Pada tahun ini Indonesia sebenarnya sudah mendapat tambahan kuota menjadi sekitar 211 ribu. ''Namun belum sesuai dengan pertambahan penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010 yang diperkirakan mencapai 235 juta jiwa,'' kata Suryadharma Ali ketika menyampaikan sambutan pada MoU antara Kementerian Agama dan LIPIA dan WAMI, dua lembaga pendidikan Islam yang berbasis di Saudi Arabia untuk memajukan ilmu pengetahuan, di Jakarta, Selasa (8/6).

Menag menjelaskan, Indonesia sangat mengharapkan penambahan kuota haji tersebut karena di sejumlah daerah dijumpai daftar tunggu calon haji begitu banyak dan bahkan harus mengantri dalam waktu cukup lama. ''Ada yang baru bisa diberangkatkan 10 tahun mendatang, jika dilihat dari daftar tunggu yang ada,'' ujarnya.

Dukungan Dubes Arab Saudi di Jakarta, Abdurrahman Alkhayat, sangat diharapkan Menag. Untuk itu, Menag ingin sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan umroh pada Juli mendatang, permintaan tambahan kuota ini sudah direspon. Presiden pada saat umroh nanti diharapkan akan bertemu dengan Raja Arab Saudi, Abdullah, untuk membahas masalah ini.

Sumber : Republika


Masjid Baiat  

Posted by Unknown


MINA–Tempat melontar jumrah di Mina yang dikenal dengan Jamarat saat ini dibangun amat sangat megah. Dilihat dari jauh tampak seperti bendungan raksasa yang dihiasi kilauan sinar lampu yang terang benderang. Kalau dilihat dari jarak dekat, Jamarat mirip kapal pesiar yang mampu menampung ratusan ribu orag dalam satu waktu. Dengan membuat Jamarat bertingkat lima dengan areal melontar yang semakin luas, ditambah dengan penggantian tugu Jamarat menjadi tembok, peluang terjadinya peristiwa desak-desakan saat lontar jumrah dapat dihindarkan.

Di antara areal bangunan Jamarat yang megah, terdapat masjid kecil yang jelek dan kuno di belakang Jumrah Aqabah. Jaraknya tak lebih dari 50 meter dari seluruh bangunan Jamarat yang megah itu, terdapat masjid kuno. Masjidnya dicat warna krem, tidak beratap, berukuran sekitar 7 X 10 meter , tapi tidak ada jemaah di dalamnya. Bagaimana mungkin ada jemaah, pagar besi yang mengelilinginya selalu dikunci siang malam. Lagi pula tak ada tempat berwudhu dan toilet sebagaimana lazimnya masjid. Meski demikian, pengunjung bisa melihat isi dalamnya masjid. Sebab, pintu dari sayap kanan tak berpintu.

Inilah Masjid Baiat, masjid yang dibangun oleh Dinasti Abbasiah untuk menghormati Abbas bin Abdul Muthalib. Abbas adalah paman Rasulullah saw, yang anak keturunannya kemudian membangun Dinasti Abbasiah. Sebagian orang menganggap bahwa masjid ini dibangun oleh jin saat mereka melakukan baiat kepada Rasulullah. Namun anggapan ini tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena Masjid Jin memang ada di Kota Mekah sebagai penanda terjadinya baiat para jin yang beriman kepada Rasulullah.

Masjid ini konon sempat terkubur tanah. Namun dalam proses pembangunan besar-besaran Jamarat, budozer yang melakukan pengerukan tanah terantuk batu yang sangat keras. Setelah diteliti, ternyata batu keras tersebut merupakan masjid. Maka, masjid itu dibiarkan seperti apa adanya. Meski demikian, masjid ini tidak difungsikan sebagaimana masjid pada umumnya, hanya sebagai tempat berziarah.

Mezki demikian, bentuk masjid dipelihara. Misalnya tempat imam salat diberi sajadah. Demikian pula dua saf di belakang imam. Semua sajadah dibiarkan kotor dan berdebu, karena memang tidak digunakan. Di tempat imam juga terdapat tempat menaruk microphone sehingga terkesan masjid ini aktif digunakan. Di beberapa sudut terdapat tempat Alquran.

Karena masjid terbuka tanpa atap, maka dalamnya masjid tak ubahnya pelataran. Tak ada tegel yang bagus apalagi marmer sebagaimana Masjidilharam. Tapi inilah peninggalan sejarah yang dihargai pemerintah Arab Saudi. Padahal, biasanya kerajaan ini biasanya membangun sesuatu secara fungsional, meskipun harus mengabaikan nilai sejarah yang sangat besar. Meski demikian, kali ini, Masjid Baiat dibiarkan apa adanya. Itulah sebabnya, di luar musim haji, masyarakat Arab juga suka mengunjungi masjid ini.

Menghormati Abbas

Masjid Baiat dibangun oleh Dinasti Abbasiah untuk menghormati Abbas bin Abdul Muthalib. Masjid ini dibangun sebagai penghormatan atas terjadinya Baiat Aqabah, karena di tempat inilah kaum Yatsrib (masyarakat Madinah) melakukan baiat kepada Rasulullah untuk taat dan tidak melakukan syirik. Ketika itu, Rasulullah saw. ditemani pamannya Abbas bin Abdul Muthalib yang belum beriman. Meski demikian, ia sangat memperhatikan kepada keponakannya dan sangat menjaga keselamatannya.

Wikipedia menjelaskan, baiat di Aqabah terjadi dua kali. Baiat Aqabah pertama yang terjadi tahun 621 M, yaitu perjanjian antara Rasulullah dengan 12 orang dari Yatsrib yang kemudian mereka memeluk Islam. Baiat Aqabah ini terjadi pada tahun kedua belas kenabiannya. Kemudian mereka berbaiat (bersumpah setia) kepada Muhammad. Adapun isi baiat itu, penduduk Yatsrib tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun; Mereka akan melaksanakan apa yang Allah perintahkan; Dan ketiga, mereka akan meninggalkan larangan Allah .

Setahun kemudian, tahun 622 M, Rasulullah kembali melakukan baiat di Aqabah. Kali ini perjanjian dilakukan Rasulullah terhadap 73 orang pria dan 2 orang wanita dari Yatsrib. Wanita itu adalah Nusaibah bintu Ka`ab dan Asma` bintu `Amr bin `Adiy. Perjanjian ini terjadi pada tahun ketiga belas kenabian. Mush�ab bin �Umair yang ikut berbaiat pada Baiat Aqabah pertama kembali ikut bersamanya beserta dengan penduduk Yatsrib yang sudah terlebih dahulu masuk Islam.

Mereka menjumpai Rasulullah di Aqabah pada suatu malam. Muhammad datang bersama pamannya Abbas bin Abdil Muthallib. Meskipun saat itu Abbas masih musyrik, namun ia ingin meminta jaminan keamanan keponakannya Muhammad, kepada orang-orang Yatsrib itu. Ketika itu, Abbas menjadi orang pertama yang angkat bicara kemudian disusul oleh Muhammad yang membacakan beberapa ayat Alquran dan menyerukan tentang Islam.

Kemudian orang-orang Yatsrib itu membaiat Muhammad. Isi baiatnya adalah, mereka akan mendengar dan taat, baik dalam perkara yang mereka sukai maupun yang mereka benci; Mereka akan berinfak, baik dalam keadaan sempit maupun lapang; Mereka akan beramar ma�ruf dan nahi munkar. Mereka juga berjanji agar mereka tidak terpengaruh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah; Dan mereka berjanji akan melindungi Muhammad sebagaimana mereka melindungi para wanita dan anak mereka sendiri.

Setelah baiat itu, Muhammad kembali ke Mekah untuk meneruskan dakwah. Kemudian ia mendapatkan gangguan dari kaum musyrikin kepada kaum muslimin yang dirasa semakin keras. Maka Muhammad memberikan perintah kepada kaum muslimin untuk berhijrah ke Yatsrib. Baik secara sendiri-sendiri, maupun berkelompok. Mereka berhijrah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga kaum musyrikin tidak mengetahui kepindahan mereka. mch/yto

SUMBER :http://www.jurnalhaji.com/2009/12/12/mengunjungi-masjid-baiat-di-jamarat-mina/


Video Of Makka  

Posted by Unknown







Perjalanan Umrah  

Posted by Unknown


Umra, safiir Amal Imani' 07 Mei 2010


Umrah Qiblat Tour Bandung'2010


Jabal Magnit, 27 Mei 2010

My Profile  

Posted by Unknown

Yuda Es, Asep Supriadi, Tata Warsita, Ghofur

Sebuah langkah yang pasti yang berawal
dari sebuah tekad dan azam yang kuat

Semuanya berawal dari Nol
Sebuah Team yang solid, karena kami hadir untuk ANDA

Handling and Tour Operator
We serve you Better

HAJAR ASWAD  

Posted by Unknown

Republika,Rabu, 11 Maret 2009 pukul 14:55:00

Ibrahim as diperintahkan Allah swt membangun kembali Ka’bah. Ia memenuhi perintah itu dibantu putranya, Isma’il as. Saat hampir selesai mengerjakannya, Ibrahim as merasa ada yang kurang pada Ka’bah. Kemudian ia memerintakan putranya, “Pergilah engkau mencari sebuah batu lag

i yang akan aku letakkan di Ka’bah sebagai penanda bagi manusia.”

Isma’il as mematuhi perintah ayahnya. Ia pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang pada Ismâ’il as dan memberinya sebuah batu yang cantik. D

engan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Ibrahim as pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.

Kemudian Ibrahim as bertanya pada putranya, “Dari mana kamu peroleh batu ini?” Isma’il as menjawab, “Batu ini aku dapat

dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu.” Ibrahim as mencium batu itu lagi dan diikuti juga oleh Ismâ’il as.

Begitulah, sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad itu. Umar bin Khathab pernah menyampaikan bahwa Rasulullah saw sendiri pernah menciumnya. Saat Umar bin Khaththab berada di hadapan Hajar Aswad dan menciumnya

ia berkata, “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Saw menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.” [Hadits No. 228 Kitab Sahih Muslim].

Dalam perjalanan sejarah, batu ini telah mengalami banyak peristiwa. Batu ini pernah hilang dan pecah. Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi dalam situsnya memberikan detail sejarah peletakan kembali Hajar Aswad ini sebagai berikut:

1. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim as. dan batu itu adalah permata yang berasal dari Surga.

2. Ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir keturunan Jurhum dari Meka

h, Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam seterusnya mereka berangkat menuju Yaman.

3. Pemendaman Hajar Aswad di dalam sumur Kakbah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari Khaza`ah memberitahukan kepada kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur Zamzam. Kemudian mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin Kilab.

4. Setelah Mekah dikuasai oleh suku Q

aramitah di bawah pimpinan Abu Tahir Al Qarmuthi, mereka membantai 1700 orang di Mesjidilharam, sebagian bergelantungan di Kakbah kemudian mereka memenuhi sumur Zamzam dengan mayat-mayat. Mereka merampas harta orang-orang dan perhiasan Kakbah, merobek-robek kiswah penutup Kakbah dan membagikannya kepada kawan-kawannya, merampok benda-benda berharga dalam Kakbah, melepas pintu Kakbah dan memerintahkan pula untuk mengambil talang emasnya. Pada tanggal 7 Zulhijah tahun 317 H. Abu Tahir Al Qarmuthi menduduki kota Mekah dan mencopot Hajar Aswad dari tempatnya secara paksa. Abu Tahir memerintahkan Jakfar bin Ilaj untuk mencopot Hajar Aswad dan membawanya pada tanggal 7 Zulhijah 317 H. Setelah dia melakukan kebiadaban dengan membunuh orang-orang yang sedang tawaf, iktikaf dan salat. Mereka membawa Hajar Aswad ke negerinya.

Setelah itu tempat Hajar Aswad kosong. Orang-orang yang tawaf hanya meletakkan tangannya di tempatnya saja untuk mendapatkan berkahnya. Akhirnya Hajar Aswad dikembalikan ke tempatnya pada hari Selasa tanggal 10 Zulhijah tahun 339 H. setelah 22 tahun Kakbah kosong dari Hajar Aswad.

5. Pada tahun 363 H. datang seorang laki-laki dari Romawi. Saat ia mendekati Hajar Aswad, ia mengambil cangkul d

an memukulkannya dengan kuat ke pojok tempat Hajar Aswad hingga berbekas. Ketika ia akan mengulangi perbuatannya, seorang Yaman datang dan menikamnya sampai roboh.

6. Pada tahun 413 H. Bani Fatimiyah mengirim sebagian pengikutnya dari Mesir di bawah pimpinan Hakim Al Abidi, di antaranya ada seorang laki-laki yang berkulit merah dan berambut pirang serta berbadan tinggi besar, sebelah tangannya menghunus pedang sedang yang sebelah memegang pahat, lalu dipukulkannya ke Hajar Aswad sebanyak tiga kali hingga pecah dan berjatuhan, sambil berkata, "Sampai kapan Batu hitam ini disembah, sekarang tidak ada Muhammad atau Ali yang dapat melarangku dari perbuatanku, kini aku ingin menghancurkan Kakbah." Kemudian pasukan berkumpul untuk membunuh dia dan berikut para pembantunya.
7. Pada tahun 990 H. datang seorang laki-laki asing (bukan orang Arab) membawa sejenis kampak dan dipukulkannya ke Hajar Aswad, Pangeran Nashir menikamnya dengan belati hingga mati.

8. Di akhir bulan Muharram tahun 1351 H. datang seorang laki-laki dari Afghanistan. Ia mencungkil pecahan Hajar Aswad dan mencuri potongan kain Kiswah serta sepotong perak pada tangga Kakbah. Penjaga masjid mengetahui perbuatan itu kemudian menangkapnya, diapun dihukum mati. Pada tanggal 28 Rabiul Akhir tahun 1351 H. datang Raja Abdul Aziz bin Abdur Rahman Al Faisal As Saud ke Mesjidharam dalam rangka perekatan pecahan Hajar Aswad akibat perbuatan tentara terkutuk tadi. Perekatan tersebut dilakukan setelah diadakan penelitian oleh para ahli untuk menen

tukan bahan khusus yang digunakan untuk merekat batu pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar.taq/berbagai sumber


Video Sejarah Zam-zam



Bukit Shafa dan Marwa  

Posted by Unknown

Bukit Shafa dan Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka'bah (Baitullah). Bukit Shafa dan Marwah ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Bukit Shafa dan Marwah yang berjarak sekitar 450 meter itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah, yakni melaksanakan Sa'i.
Ibadah Sa'i adalah berjalan kaki dan berlari-lari kecil di antara kedua bukit tersebut, sebanyak tujuh kali (bolak-balik) dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya. Dan, ketika melintasi Bathnul Waadi, yaitu kawasan yang terletak di antara Bukit Shafa dan Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau), para jamaah pria disunahkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan untuk jamaah wanita berjalan cepat. Ibadah Sa'i boleh dilakukan dalam keadaan tidak berwudhu dan oleh wanita yang datang haid atau nifas.

Jauh sebelum perintah ibadah haji dilaksanakan, Bukit Shafa dan Marwah telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam.

Bukit Shafa dan Marwah tidak dapat dipisahkan dengan kisah istri Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS), yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Seperti diketahui, Ibrahim AS memiliki dua orang istri, yakni Siti Sarah dan Siti Hajar. Namun, ketika Siti Hajar memiliki putra (Ismail), timbul kecemburuan dalam diri Siti Sarah. Dan, ia meminta kepada Ibrahim agar antara dirinya dan Siti Hajar segera dipisahkan. Siti Sarah tidak mau hidup bersama dalam satu negeri dengan Siti Hajar. Waktu itu, Nabi Ibrahim tinggal di Hebron, Palestina.

Kemudian, turunlah wahyu kepada Nabi Ibrahim supaya Ia bersama-sama dengan anak dan istrinya (Ismail dan Hajar) pergi ke Makkah. Di waktu itu, Makkah belum didiami manusia, hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air. Di tempat inilah, keduanya ditinggalkan Ibrahim.

Siti Hajar merasa sedih saat ditinggalkan begitu saja di tempat yang tak ada orang itu. Ia lalu bertanya kepada Ibrahim.

"Hendak ke manakah engkau Ibrahim?"
"Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua di tempat yang sunyi dan tandus ini?"
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata pun juga.
Siti Hajar bertanya lagi,
"Adakah ini memang perintah dari Allah?"
Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya."

Mendengar jawaban suaminya yang ringkas itu, Siti Hajar gembira dan hatinya pun menjadi tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.

Kecintaan Ibrahim kepada Allah dan menuruti perintah-Nya, melebihi segalanya. Ia pun memasrahkan semuanya kepada Allah dan berdoa, ''Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.'' (QS Ibrahim ayat 37).

Sewaktu Ismail dan ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali.

Saat kali ketujuh (terakhir), ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya di bawah telapak kaki Ismail. Air itu adalah air zam-zam.

Di lokasi ini pula, Siti Hajar mendengar suara malaikat Jibril dan berkata kepadanya, "Jangan khawatir, di sini Baitullah (rumah Allah) dan anak ini (Ismail) serta ayahnya akan mendirikan rumah itu nanti. Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya."

Air zam-zam mempunyai keistimewaan dan keberkatan, yakni boleh menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga, serta mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebut dalam sepotong hadis Nabi yang bermaksud, ''Dari Ibnu Abbas RA, katanya, Rasulullah SAW bersabda: 'Sebaik-baik air di muka bumi ialah air zam-zam, ia merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit'.'' Riwayat At-Tabrani dan Ibnu Hibban. (Mengenai keistimewaan air zam-zam ini, sudah pernah diulas dalam rubrik Situs Islam Digest Republika ini pada edisi 1 Februari 2009).


Upaya Siti Hajar yang berusaha mencari air guna memenuhi kebutuhan dirinya dan Ismail, telah diabadikan oleh Allah bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah haji maupun umrah.

''Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka, barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan Sa'i antara keduanya. Dan, barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui.'' (QS Al-Baqarah (2) : 158).

Rasulullah SAW bersabda, ''Mulailah (kalian) dengan yang dimulai Allah.'' (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah). Maksud dari pernyataan tersebut adalah dalam melaksanakan Sa'i itu di antara Shafa dan Marwah.

Menurut Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Atlas Hadis, Marwah adalah sebuah bukit kecil di Makkah al-Mukarramah yang bersambung ke Bukit Shafa, yaitu sebuah bukit kecil yang landai ke arah al-Humrah atau menyambung ke Bukit Abu Qubais.

Di antara Bukit Shafa dan Marwah ini dibuat saluran air ketika perluasan Masjidil Haram yang baru. Sehingga, air dapat mengalir di antara masjid dan bukit.

Bukit Marwah berada di Kota Makkah di samping Bukit Qa'aiqa'ah. Jarak antara keduanya mencapai 394,5 meter. Sekarang, tempat untuk melaksanakan Sa'i ini mengalami perluasan. Luasnya mencapai 20 meter dengan tinggi tembok lantai bawah mencapai 11,75 meter. Adapun tembok lantai atas tingginya 8,5 meter.

Dari segi fisik, tidak ada yang istimewa dari kedua bukit itu. Namun, tujuan Allah memerintahkan Ibrahim agar membawa Hajar dan anaknya, Ismail, ke tempat yang gersang dan tandus itu, karena di lokasi tersebut tempat rumah Allah (Baitullah) berdiri. Apalagi, dalam sejumlah penelitian disebutkan, Ka'bah di Makkah merupakan pusat bumi. Wa Allahu A'lam/
di salin dari Republika.

Hijir Ismail (AlHathim)  

Posted by Unknown

Yaitu bangunan terbuka yang membentuk setengah lingkaran. Pada mulanya Hijir ismail membentuk lingkaran utuh, tetapi saat renovasi pada jaman Quraisy, maka separuh lingkarannya terpotong (sehingga dalam bahasa arab dinamakan Hathim, yaitu “yang terpotong”). Disitu pula Ibrahim menjadikannya sebagai rumah kecil dari batang-batang pepohonan yang berdahan lebat yang diperuntukan bagi Ismail dan ibunya, Hajar. Ini menunjukkan bahwa Hijir Ismail tersebut bukan merupakan bagian dari Ka’bah, sedangkan bagian lain yang terpotong dan yang dimasukan oleh Quraisy ketika merenovasi Ka’bah tidak diragukan lagi adalah justru bagian dari Ka’bah itu sendiri, dengan lebar kira-kira 3 m.

Mengenai hal ini, dikisahkan bahwa Aisyah ra. Bertanya kepada nabi Saw. Tentang dinding (Hijir Ismail) :
“Apakah ia bagian dari rumah suci ini ?”
Nabi Saw. Menjawab : “Betul.”
Kemudian Aisyah bertanya lagi : “Mengapa mereka tidak memasukkan sekalian sisanya ke Ka’bah ?”
Jawab Nabi Saw. “Sebab kaummu kekurangan dana…”
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebagian dari Hijir ismail merupakan bagian dari Ka’bah, yaitu kira-kira 3 m, sedangkann sisanya bukan bagian dari ka’bah. Oleh karenanya, tidak syah thawaf seseorang, kecuali di belakang keseluruhan Hijir Ismail tersebut.

Barang siapa yang tidak sempat shalat di dalam Ka’bah, lalu shalat dibagian terdekat Hijir ismail dengan Ka’bah (3m), maka sesungguhnya ia telah shalat di dalam Ka’bah. Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. Bahwasanya beliau berkata :
“Aku ingin sekali masuk ke Ka’bah dan shalat didalamnya, lalu Rasulullah Saw. Menarik tanganku dan membawanya kedalam Hijir Ismail, sambil berkata : “Shlatlah didalamnya jika engkau inginmasuk ke Ka’bah, karena ia merupakan bagian dari Rumah Suci ini.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ‘Aisyah ra. Berkata : “Tidak peduli aku shalat di Hijir Ismail atau Ka’bah.”
Para ulama salaf menambahkan bahwa do’a di Hijir ismail di bawah talang air termasuk do’a yang dikabulkan (mustajab).

Keterangan Hijir Ismail :
* Tinggi Dinding Hijir : 1,32 m
* Lebar dinding Hijir : 1,55 m
* Jarak dua pintu masuk Hijir : 8,77 m
* Dari dinding ka’bah ke dinding Hijir : 8,46 m
* Bagian Hijir yang ada yang dari Ka’bah : 3 m
* Panjang putaran dinding dari luar : 21,57 m

sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printers

KISWAH dan Rukun Ka'bah  

Posted by Unknown


Sejak masa Rasulullah saw ketika memasuki Makkah pada tahun ke delapan Hijriah atau tahun al-Fath, Ka'bah sudah berselubung Kiswah (kain). Kiswah di Ka'bah tersebut dibiarkan saja tanpa diganti, hingga terjadi peristiwa terbakarnya Kiswah oleh seorang perempuan yang sedang membuat harum-haruman di sekitar Ka'bah. Melihat ini Nabi Muhammad saw memerintahkan mengganti Kiswah dari Yaman. Maka dicatat dalam sejarah Kiswah bahwa yang pertama kali menyiapkanya adalah As'ad Ab Karb al-Humairi.

Sejak perintah Rasullah saw itu mulailah hal ini diikuti oleh para Khalifah setelah beliau, mulai dari Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, sedangkan Ali bin Abi Thalib tidak sempat memberikan Kiswah untuk Ka'bah Karena kesibukannya dalam berperang. Penempatan Kiswah ini pada masa Khalifah dan raja-raja dengan saling tutup-mentutupi, sehingga nampak Kiswah bertumpukan, pada
masa Khalifah Al-Mahdi dari Dinasti Abbas memerintahkan untuk memasang Kiswah hanya satu saja, hal ini yang terus dilakukan hingga kini, setiap tahun diganti.


Rukun Ka'bah

Rukun yang dimaksud disini adalah rukun yang arti harfiahnya “Sudut atau Pojok”. Dalam pengertian itulah keempat sudut Ka'bah diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani.

Rukun Yamani dan Rukun Aswad disebut juga “dua rukun Yamani” karena kedua rukun ini menghadap ke arah negeri Yaman. Rukun Aswad lebih dikenal dengan Hajar Aswad atau Batu Hitam. Rukun ini dipandang sebagai rukun yang paling penting dan dimuliakan disisi Allah swt, karena memiliki nilai sangat istimewa. Para jamaah Haji biasanya mencium dan mengusap Hajar Aswad. Berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Saya tidak pernah mendatanginya melainkan Jibril berdiri di sisinya, memintakan ampun bagi setiap orang yang mengecupnya.”

Rukun ini memiliki empat keutamaan, yaitu:(1) Rukun ini dibangun persis di atas rukun aslinya atau di atas pondasi yang dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim as. (2) Tempat diletakanya batu Hajar Aswad. (3) Tempat untuk memulai dan mengakhiri ibadah Thawaf. (4) Merupakan salah satu tempat berdoa yang paling mustajab.

Rukun Iraqi dan Rukun Syami disebut juga “dua Rukun Syamiani”. Disebut Syamiani karena keduanya mengarah ke negeri Syam yang sekarang meliputi semua negara yang teletak dipantai timur Laut Tengah, seperti Yordania, Palestina, Suriah dan Lebanon.

Ka’bah bukanlah sekedar bangunan sederhana yang berbentuk kubus dan kosong, tetapi Ka’bah merupakan manifestasi dari kesucian dan penyerahan diri kepada Allah swt. Disana kita akan menangis dan merintih atas ribuan dan bahkan jutaan kaum muslimin yang berdatangan dari segala penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji, menjalankan shalat, bermunajat, dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, karena semua itu adalah perwujudan komunikasi kita dengan Tuhan Pencipta Alam Semesta.

Wassalam,
Dari berbagai sumber


MULTAZAM  

Posted by Unknown

Multazam merupakan dinding Ka'bah yang terletak di antara Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah. Tempat ini merupakan tempat utama dalam berdoa, yang dipergunakan oleh jamah Haji dan Umroh untuk berdoa/ bermunajat kepada Allah SWT setelah selesai melakukan Tawaf.
Saat bermunajat di depan Multazam ini,
Jarang orang tidak meneteskan air mata di sini, terharu karena kebesaran Illahi.Multazam ini insya Allah merupakan tempat yang mustajab dalam berdoa, insya Allah doa dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, "Antara Rukun Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah, yang disebut Multazam. Tidak seorangpun hamba Allah yang berdoa di tempat ini tanpa terkabul permintaannya"

Doa ketika di Multazam

اللهم لك الحمد حمدا يوافي نعمك، ويكافيء مزيك، أحمدك بجميع محامدك، ما علمت منها وما لم أعلم على جميع نعمك ما علمت منها وما لم أعلم وعلى كل حال.

Artinya, "Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang memenuhi segala nikmat-Mu dan mencukupi segala tambahan-Mu. Aku memuji-Mu dengan segala pujian-pujian untuk-Mu, yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, atas segala nikmat-Mu yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, dan atas segala keadaan."

اللهم صل وسلم على محمد وعلى آل محمد، اللهم أعذني من الشيطان الرجيم، وأعذني من كل سوء، وقنعني بما رزقنتي وبارك لي فيه

Artinya, "Ya Allah, salawat (keselamatan) atas Muhammad saw. dan keluarga Muhammad saw. Ya Allah, lindungilah aku daripada syaitan yang terkutuk dan lindungilah aku dari segala keburukan dan jadikanlah aku puas dengan apa yang telah Engkau berikan kepadaku dan berilah aku keberkahan padanya."

اللهم اجعلني من أكرم وفدك عليك، وألزمني سبل الاستقامة حتى ألقاك يا رب العالمين

Artinya, "Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang paling mulia di antara utusan-utusan yang datang kepada-Mu, dan tetapkanlah aku pada jalan-jalan yang lurus sampai aku menemui-Mu, ya Allah, Tuhan sekalian alam."

Sumber:
Al Isalam dan artikel terkait

Sumur Zam-zam  

Posted by Unknown

Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam

Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.
Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.

Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.
Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.

Air hujan sebagai sumber berkah

Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological S
urvey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.
Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah haji di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.
Gambar disebelah ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.
Nah tulisan kedua nanti akan dodongengkan tentang monitoring dan pengawasan serta pemeliharaan kualitas air termasuk menjaga apa saja isi kandungan air Zamzam.


Rahasia Sumur Zamzam

Sumur Zamza
m ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).
Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.
Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah.

Montoring dan pemeliharaan sumur Zamzam

Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.
Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.
Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.

Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk

o Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
o Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
o Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
o Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui
bangunan kontrol.
o Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
o Mengoptimasi supplai dan distribusi air Zam-zam


Perkembangan perawatan sumur Zamzam

Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga
ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.
Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam (note: perlu referensi angka yang lebih sahih) memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.
Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggu
nakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.
Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).

Kandungan mineral

Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi
o Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
o Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon proses higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.

Sumber :

o “Sejarah Mekah”, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Madinah Munawwarah, alih bahasa
Anang Rizka Mesyhadi.
o Saudi Geological Survey
o Islam online
o http://www.lutonmuslims.co.uk/zamzam.

"اللهمّ حبّب إلينا المدينة"  

Posted by Unknown

Ya Allah jadikanlah kami mencintai kota Madinah

Miniatur Masjidil Haram dan Nabawi  

Posted by Unknown

Tetkala Rasulullah saw berhijrah ke kota Madinah Al-munawwarah (tahun 1 H/622 M) mulailah terjadi perubahan-perubahan yang signifikan

Ini adalah denah baru Masjid Nabawi setelah mengalami beberapa kali perluasan dan perubahan, dengan bentuk barunya yanghistimewa yang dapat menampung kurang lebih satu juta jemaah shalat

Miniatur Masjidil Haram Makkah

Miniatur Masjid Nabawi Asyarif



Blogroll

Followers

Iran Laksanakan Ibadah Haji di kota Qum

Iran akan adakan haji model baru pada tahun 2010, haji ekonomis. Disebut ekonomis karena haji ini tidak memerlukan biaya lebih karena dilaksanakan di Kota Qum, Iran, bukan di Makkah, Saudi Arabia. Read More...: DISINI

Recent Posts

KAMI MELAYANI

Informasi dan Reservasi Hotel di Madinah, Makkah dan Jeddah, Paket Umrah, Catering Umra dan Hajj, LA Jeddah to Jeddah dan oleh-oleh khas Saudi Arabia ( Tasbih KOKA asli Turky, Parfum asli Madinah Dll-nya) contat Person: Yuda Sugiharta Bt, Mobile :+966 596700208, E_mail :yuda.sbt@gmail.com
http://www.widgipedia.com/widgets/customize/SHAFIALLAH/SHAFIALLAHs-Podcast_2029.html

Click here to Download a Quran in your Language!


blogger_12



Gratisan Musik